Sabtu, 28 Februari 2009

Uang menjadi Tuhan

Tentang uang, kita jadi gamang. Malu-malu kucing. Cinta-cinta benci. Tak ada orang mau disebut rakus akan uang, meski di brankasnya tidur nyenyak atau meringkuk miliaran, atau bahkkan trilyunan dolllar, atau Euro.

Orang bisa tertawa bahagia karena uang. Tidak kurang-kurang jumlah orang yang wajahnya jadi gelap gulita sepanjang usia, gara-gara uang. Uang bisa membuat orang marah, pusing, atau lega. Bisa membuat orang bersiul, berteman, berantem, atau saling mencurigai. Di kalangan bawah, uang bisa membuat mereka jadi orang amat sabar, jadi teroris, pengemis, atau menjadi orang mudah heran. Di kalangan tengah dan atas, uang bisa membuat mereka menjadi penderma sejati (sedikit ) atau menjadi pembohong (banyak).

Jadi, apa sejatinya uang? Mungkin kita bingung menjawabnya. Paling banter, kita hanya bisa menjawab kata-kata padanannya. Arto. Yatra. Duit. Fulus. Geld. Money. Dan seterusnya. Yang jelas, kalau mau jujur, kita sibuk begini atau begitu dengan seribu satu alasan itu, kadang-kadang ujungnya ya cuma sekedar mencari uang. Tak ada yang keliru di sini. Cari uang jadi keliru, ketika uang akhirnya jadi segalanya. Jadi dewa. Jadi Tuhan. Jadi Yang Mahakuasa. Dan agaknya, hal macam inilah yang saat ini kita hidupi. Meski mungkin tanpa kita mengerti. Tidak mengerti tidak apa-apa. Asal masih bisa merasa. Nah, sejenak mari kita rasakan, bagaimana uang bisa merangkak dan akhirnya menjadi "Tuhan".

Uang hadir di mana-mana. Juga menyengat otak kita! Ia menyergap tiap sudut kehidupan. Dewasa ini ia bukan cuma hadir, bahkan menjajah. Penjajahannya kian luas dan dahsyat sehingga menjadi "Tuhan". Ini bukan ibarat, tapi nyata. Uang betul-betul jadi Mahakuasa yang Nyata. Juga, ini tak bersangkutpaut dengan tercetaknya kata Tuhan dalam mata uang, misalnya dolar. Sebab, maksud yang sebenarnya mengingatkan tiap pemegang uang akan Tuhan, rupanya telah gagal. Bukannya orang makin ingat Tuhan. Uang justru menjadi "Tuhan" yang lain. O, kekeliruan peradaban yang dahsyat!

(mangeben.multiply.com)

Tidak ada komentar: